Wednesday, August 03, 2005

Tuhan, Ajari Aku Tentang Cinta!

Usiaku sudah tigapuluh lebih sedikit, tidak bisa dibilang ABG lagi atau teenager, tapi akhir-akhir ini rasa melankolis meliputi diriku,layaknya seorang ABG yang mabok cinta. Namanya Fatima, orang memanggilnya Imah. Kerinduan akan Fatima memenuhi sel-sel otakku. Semua yang ada pada diri Fatima, seolah begitu sempurna, indah dan menyejukkan hati, membuat aku bahagia. Bahkan setiap bunyi langkah mungkin sampai bau keringat Fatima dalam radius beberapa puluh meterpun sudah tercium oleh hidungku.

Suara dia, rasanya lebih merdu dari suara Krisdayanti. Kata-kata dia rasanya lebih indah dari sajak-sajaknya Chairil Anwar atau bahkan kata cintanya Khalil Gibran. Mau makan, mau tidur, mau ngapain saja, Fatima selalu melintas dalam pikiranku. Aku tidak suka makan daging, tapi rasa daging menjadi enak jika aku makan dengan Fatima. Kantuk pun menjadi hilang, jika ada dia. Tidak ada waktu atau hari sibuk, kalau untuk dia. Kalau dia tertawa, aku juga tertawa, kalau dia sedih aku juga sedih. Aku belajar dan bekerja keras, berusaha memberi dan menjadi yang terbaik untuk dia. Aku hanya ingin membuat dia bahagia dan bangga terhadapku. Rasa selalu ingin dekat dengannya selalu memenuhi hasratku, berada didekat dia merupakan saat-saat yang membuatku bahagia. Kadang memang timbul perasaan benci, sebal, jengkel pada Fatima dalam diriku, tapi itu hanya karena rasa cemburu. Konon cemburu adalah bumbunya cinta. Cukup dengan kata-kata dia, argumen-argumen dia, rasa benci dan sebal itu hilang.

Namun dalam hatiku aku masih selalu bertanya-tanya, benarkah aku mencintai Fatima dengan tulus?? Apakah ini benar-benar cinta? Emak tersenyum mendengar ungkapan hatiku. Kata emak, itulah cinta, dan Tuhan adalah sumber cinta itu atau Tuhan adalah cinta itu sendiri. Kita adalah ciptaan-Nya, karena itu dalam diri kitapun ada cinta. Cinta, the universal language, bahasa yang mampu dimengerti oleh setiap orang di bumi ini karena berasal dari Tuhan. Cinta Tuhan itulah yang disebut cinta yang sebenar-benarnya, yang tulus.
Memang kadang cinta yang kita miliki bukan cinta Tuhan, mungkin hanya nafsu. Cinta Tuhan tidak mengenal rasa benci, sebal, jengkel. Cinta Tuhan hanya mengenal kata kasih sayang dan cinta itu sendiri. Cinta Tuhan membuat diri kita semakin cinta kepada orang lain, juga makhluk lain, mencintai ciptaanNya dan tentu saja membuat diri kita semakin mencintai-Nya. Cinta Tuhan memberi kita pilihan. Lihatlah, Tuhan tidak pernah bertindak otoriter kepada kita, Dia memberi kita pilihan, bagaimana jalan menuju ke surga, bagaimana jalan menuju neraka.
Tuhan tidak menuntut banyak waktu untuk diri-Nya dari kita, lihatlah, Dia hanya mewajibkan kita 5 kali dalam sehari untuk mengingatnya dan mungkin itu tidak lebih dari 10 menit dan pada pelaksanaanya banyak kemudahan-kemudahan diberikan. Tuhan selalu mencukupi kebutuhan pokok kita, lihatlah sumber-sumber air yang jernih untuk kita minum, ikan-ikan di laut sungai, tanaman-tanaman, dll, untuk kebutuhan makan kita.

Pernahkah kamu merasakan memberi Fatima pilihan, atau kamu hanya ingin dia melakukan seperti apa keinginanmu? Emak melihat, cinta mu tidak memberi pilihan, yang ada hanya rasa menguasai. Cinta Tuhan juga tidak pernah pilih-pilih, tidak ada rasa menuntut, rasa benci jengkel. Cinta Tuhan tiada pamrih. Dia tidak pernah marah atau cemburu, pernahkan kamu merasa Dia marah jika kamu meninggalkannya? Tapi justru kita yang selalu marah kepada-Nya ketika kita merasa Dia tinggalkan. Padahal Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sekalipun kita manusia meninggalkannya. Kita hanya bisa selalu dan selalu meminta dan Dia dengan kasihNya selalu memberi yang terbaik untuk kita. Namun kita memang seringkali terlalu egois, dikasih yang terbaik malah marah, tidak mau menerima.

Pernahkah kamu merasakan atau memberi cinta mu ke Fatima seperti Tuhan memberi cinta-Nya kepada mu? Mungkin Fatima bukan yang terbaik buatmu, dan kamu bukan yang terbaik buat Fatima. Atau mungkin memang saat ini kalian belum berjodoh, entah dimasa yang akan datang. Kita tidak pernah tahu. Fatima atau kamu adalah rasa cinta Tuhan itu sendiri yang diberikan kekalian. Perasaan cinta yang ada padamu adalah juga karena cinta Tuhan kepada kalian. Dan kamu bisa merasakan betapa indahnya cinta itu, dan cinta Tuhan lebih indah lagi dan sudah pasti yang terindah di semesta.

Jadi bukankah sudah sewajarnya kalau kita berusaha mencari cinta Tuhan? Bukan justru mencari cintamu atau cinta Fatima. Pernahkah kita berpikir bahwa kita tidak pernah adil terhadap cinta Tuhan? Anakku, Tuhan adalah sumber cinta. Carilah cinta Tuhan itu bukan cinta Fatima atau cinta mu. Percayalah cinta Tuhan akan mendatangkan cinta-cinta yang lain mengerumunimu, yang sudah pasti akan mendatangkan kebahagiaan dan keindahan dalam dirimu.
Tidakkah kamu merasakan keindahan dan kebahagiaan cinta Tuhan, anakku? Lihatlah indahnya salju di musim dingin, putih bersih, berkilau jika terkena cahaya, membuat malam di musim dingin tidak segelap di musim-musim yang lain. Lihatlah indahnya musim semi ketika bunga mulai mekar, kicau burung mulai terdengar. Lihatlah indahnya warna-warna alami, birunya langit, hijaunya rumput...kuningnya bunga matahari, hitamnya malam...
Lihatnya indahnya merah ketika saat matahari tenggelam ataupun saat terbit..Tidakkah kamu melihat keindahan, kelucuan dan kebahagiaan pada bayi-bayi yang baru lahir atau kanak-kanak yang berlari bermain-main?
Lihatlah kebahagiaan orang tua saat melihat anak-anaknya tumbuh dengan sehat dan cerdas. Bukankah semua itu wujud dari cinta Tuhan? Anakku, hidup ini indah dan selalu indah, ketika orang mampu mengambil keindahan itu saat ketika pagi mulai menjelang sampai malam menjemput dan hari telah berganti. Dan keindahan itu adalah dengan mengenali dan mengerti cinta Tuhan.
Belajarlah cinta dari sumber cinta itu sendiri. Belajarlah cinta dari Tuhan sebelum kamu mencintai Fatima.

Aku hanya termenung, Emak benar, dan aku sedih dan merasa bersalah karena aku selama ini hanya mengabaikan cinta Tuhan, aku hanya dibutakan oleh keindahan cintaku kepada seorang Fatima, namun disisi lain aku bahagia, karena aku mulai mengerti, ada cinta yang lebih indah, yang semua orang bisa memiliki dan itu adalah cinta Tuhan. Aku pergi mengambil wudlu, sholat dan berdoa "Tuhan ajari aku selalu tentang cinta".
------
Written by Kinoyumar
Europa Platz kiel, 25 Dec 2004

1 comment:

marpuah said...

dulu aku punya cita2 seperti itu. lebih tepatnya lagi aku mencari seseorang yang bisa aku cintai karena Allah. tapi susah sekali yah.