Wednesday, August 03, 2005

Seperti apa adanya....

Sambil menunggu bis, aku pergi kesebuah kedai kopi tertulis dipapan 'cafe la buffet' membeli secangkir capucino, lumayan untuk menghangatkan tubuh oleh terpaan angin musim dingin northern hemisphere. Kulihat dua orang scotland dengan logatnya yang kental, seorang lokal Norge dan seorang dengan tampang pakistan duduk di kedai itu. Semua orang terlihat serius membaca koran, Tsunami! Bencana itu bagaimanapun telah mampu menyentuh nurani setiap orang, siapapun itu. Sambil memesan kopi aku bercakap-cakap dengan perempuan yang membuat kopi pesananku, "how could God be so cruel"??? katanya. Aku mencoba mengontrol diriku "sorry I don't believe in that way" jawabku langsung pergi meninggalkannya. Aku pikir, tidak perlu banyak kata-kata untuk mengatakan suatu kebenaran. Bukankah begitu?

Aku duduk dipojok tidak jauh dari dua orang scotland itu. Kudengar mereka membicarakan hal yang sama, Tsunami itu.'....The whole event was caused by the wrath of God as a punishment towards people who don't believe as we are' kata salah seorang dari mereka, mengomentari banyaknya orang mati di wilayah terutama indonesia. Aku mencoba mengkontrol diriku lagi, untuk tidak menyahut omongan mereka namun rasanya mustahil '....What if.... just an odd thought, What if, the massive death, was a way for more 'lightworkers' to return 'home early'? sahutku dan pergi meninggalkan cafe itu karena bis yang kutunggu telah datang.

Memang orang memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang Tuhan. Apapun itu adalah sebuah pilihan, apa yang kubisa hanya berdoa semoga tidak salah pilih. Bagaimanapun sungguh mengherankan dimasa sekarang ini ketika banyak hal terjadi diluar kekuatan dan pengetahuan manusia, tapi orang tetap menyalahkan Tuhan untuk segala sesuatu yang 'salah' yang tidak sesuai keinginan atau kemauannya. Bukankah alam selalu 'berjalan' teratur seperti biasanya, seperti apa adanya dan manusia sendiri yang selalu membuat kerusakan dan lalai?

Oslo 28 Dec 2004
Kinoyumar

1 comment:

marpuah said...

kamu hebat, noy. bisa menyuarakan apa yang saya rasakan juga. saya bisa ngebayangin perasaan kamu waktu dengar kata-kata itu. mungkin sama dengan perasaan saya waktu tragedi wtc... sing sabar neng :D