Friday, November 28, 2008
Malaysia- Negeri dengan seribu masjid
Jalan-jalan ke Malaysia?? Mengapa tidak, semula memang gak terpikir oleh aku, karena yaa paling gak jauh beda dengan Indonesia, tapi ternyata asyik juga jalan-jalan ke Malaysia. Dari Bandung atau Jakarta naik Air Asia, kalau beruntung dapat murah (bisa Rp 800 ribu pp) kalau apes ya mahal (sampai Rp. 3jt pp). Jangan heran kalau bingung dulu pas mau checkin air Asia, karena apa yang tertera di screen TV di cengkareng tentang check in desk, berbeda dengan realita. Waktu itu aku lihat di screen TV, air asia flight number ku tujuan Kuala Lumpur musti check in di desk 48 (kalau gak salah), aku tunggu2 di desk tersebut sudah waktu chek in tp gak buka2, malah desk tersebut dipakai buat JAL. TErnyata walau tujuanku Kuala Lumpur aku bisa check in di check in desk buat tujuan Johor, pokonya masih desk Air Asia. Begitu masuk ruang tunggu, yang aku pikir gak ada delay..ternyata delay mpe 1.5 jam. Kata seorang Malasia yg sama2 satu flight, delay sudah biasa untuk penerbangan malam. Yahh akhirnya dehhh aku baru tengah malam sampai di KL. Untung saja ada kawan jemput.
Sampai KL sekitar jam 00. waktu jakarta, langsung tancap driving ke Muar sekitar 3 jam dari KL. Jakarta-KL selisih waktu 1 jam duluan Jakarta.
Driving malam KL-Muar bikin aku surprise, pertama jalan tol amat sangat sepi untuk ukuran ibukota negara, walau itu kata kawan masuk pinggir kota, aku bandingkan di Indo, perasaan jalan tol Jakarta ke arah manapun juga gak pernah se sepi itu. Impression pertama soal malaysia yang pasti bersih, rapi, nyaman di jalan dibandingkan di Indo.
Tinggal bbrp hari di Muar, yang pasti serasa tinggal di Sumatra. Aku tinggal bbrp hari di rumah kel. kawan di desa tanjung gading. Aku perhatikan walaupun desa tapi aku bisa bilang di Malaysia gak ada orang yang super kaya, atau super miskin, sepertinya di Malaysia orang sama rata, beda dengan di Indo, ada yg kayaaa, ada yg miskiiinn.
Nilai2 kekeeluargaan Malaysia gak jauh beda dengan Indonesia. Sarapan pagi yang aku suka adalah roti canai, teh manis hangat, walau sebelumnya aku disuguhi susu coklat..wahh padahal aku anti minum susu, tp apa boleh buat. Sarapan favorite lainnya adalah makanan khas muar yg dibilang Mi Bandung.
Dari Muar ke Johor sekitar 2 jam driving. Di johor selain UTM nya, bisa berkunjung ke ke sultanan Johor, Danga Bay (disana ada beberap rumah adat Johor).
Dari Johor aku ke Melaka, naik bis cuma 19 Ringgit selama 3 jam, amat sangat murah, dan bisnya enak, macam bis executive jarak jauh kalau di Indo. Sampai di Melaka jangan coba2 naik taksi, karena taksi di Malaysia mahal, dan tidak spt di Indo, taksi Malaysia katanya adalah perusahaan perorangan umumnya, karena itu mahal. Bayangin aja dari Johor-melaka 19 ringgit, naik taksi dari terminal bis melaka ke hotel mahkota melaka 20 ringgit. Taksi disana macam taksi di Bandung, musti tawar menawar dulu.
Melaka bagiku merupakan the most important place that you have to visit in Malaysia. Kota tua Melaka memberi kenyamanan tersendiri. Bangunan kuno jama Portugis, Belanda, Inggris masih ada. Museum pun banyak yg bisa dikunjungi. Aku salut ada museum arsitektur yg didalamnya aku masih jumpai benda2 alat pertukangan yang masih banyak juga dipakai jaman sekarang oleh orang2 tukan kayu di indo. Museum islam juga menarik, bisa melihat sejarah islam melayu. Bangunan gereja tua ST Pauli juga indah. China town, Melaka old town menarik utk dikunjungi. Hampir semua object wisata sejarah di Melaka terletak berdekatan di tengah kota tua. Dengan bayar 20 ringgit bisa naik ke menara melihat Melaka dari atas. Kalau capek jalan kaki bisa pakai becak 40 ringgit keliling old town. Mahal memang kalau dibandingkan dengan ongkos makan. Di hotel bintang 4 saja makan malam buffe gaya eropa dan melayu hanya 28 ringgit
Tempat wisata lainnya yg dekat Malaka adalah Ayer Keroh. Disana bisa liat penangkaran buaya, juga lihat danau, dan semacam taman mini kalau di Indo. Bagiku sih gak menarik. Lebih baik menghabiskan waktu jalan2 di old town.
Aku bisa bilang, selain persoalan baju, Malaysia termasuk murah, transportasi umum murah dan nyaman, makan murah, kebutuhan sehari2 seperti sabun cuci, sikat gigi etc murah, dibanding Indonesia, padahal gaji UMR orang Malaysia lebih tinggi dibanding Indonesia. Makan seafood buat 3 orang di Crystal Bay- Melaka, yg katanya paling terkenal, aku cuma habis 90 ringgit (sekitar Rp.250 ribu), padahal itu sudah makan ikan, udang, otak2, etc. Yang pasti di Jakarta/Bandung mana bisa makan macam itu habis Rp.250 ribu.
The most interesting stuff in Malaysia adalah Masjid. Dimanapun kamu pergi akan menemukan banyak masjid, bukan macam di indo yang masjid kecil tdk terurus. Di malaysia, bangunan masjid selalu indah dan besar, luas. Yang pasti mereka membangung masjid juga mempertimbangkan arsitekturnya. Banyak sekali dijumpai masjid- masjid modern maupun tua. Beberapa bangunan masjid yang aku suka adalah Masjid selat Melaka, Masjid UTM. Aku bisa bilang Malaysia sebagai negara sejuta masjid. Habis banyaakkk banget masjid and indah and besar2. Hanyaa sayangnya aku bisa bilang masjid tersebut kosong alias sedikit sekali Jamaahnya kalau dibandingkan dengan bangunannya yang megah.
Tempat terakhir yang aku singgahi adalah TWIN Tower KLCC di Kuala lumpur. Yaa orang bilang belum ke malaysia klo belum liat twin tower. Seperti biasalah tempat belanja. Gak gitu menarik bagiku selain belanja, yang pasti tax free disini.
Transportasi di KL amat sangat nyaman bagi ukuran orang Indonesia, KRL yang bersih dan rapi, jalan2 yang teratur, bersih dan rapi.
Sebenarnya bagiku mengherankan juga, soalnya di Malaysia banyak banget orang Indonesia, tapi mengapa ya orang Indonesia di Malaysia mau mentaati aturan setempat, tapi klo pulang ke Indo kok enggak. Yaa minimal untuk soal kebersihan, keteraturan dan kerapian gitu.
Finnaly, aku harus balik ke Indo, tidak rugi jalan2 ke Malaysia yang sebelumnya gak pernah masuk dalam agenda perjalananku. Malaysia yang panas, berkeringat, rapi, bersih, teratur, dan dengan sikap keramah tamahannya sendiri..cukup mengesankan bagiku yang ingin selalu melihat hal baru, yang unik..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment